Minggu, 01 November 2009

Merawat Agaonema



Aglaonema, yang dulu harganya selangit bagi silangan terbaru, adalah tanaman yang tidak manja. Buktinya tanaman yang dikenal dengan si Ratu Daun ini dapat tumbuh normal meski tanpa naungan shading net. Bahkan aglaonema yang saya rawat diterpa hujan dan memakai pupuk alami serta bebas pestisida.
Aglaonema yang saya pelihara diantaranya adalah produk lokal seperti: Pride of Sumatera dan Adelia, serta produk Thailand seperti: Legacy, Lipstick Manee Lompack, Pattaya, Lady Valentine, Thai Red Bone, Butterfly, Kochin dan Dud Unjamanee. Semua saya rawat di bawah pohon nangka dan pohon rambutan.
Memang cara merawat aglaonema seperti ini beresiko, terutama yang paling sering adalah daun robek-robek akibat kejatuhan batang lapuk, daun kering dan buah yang gugur dari pohon yang menaungi aglaonema tersebut. Namun saya tidak risau akan hal tersebut karena saya selalu mengontrol dan membersihkan daun-daun kering dari pohon naungan sebelum gugur.
Untuk beberapa aglaonema saya kasih perawatan istimewa dengan memberikan tambahan pupuk slow release dan mengelap daun menggunakan santan secara berkala, karena aglaonema tersebut saya pajang untuk menarik minat konsumen.
Untuk aglaonema yang sudah beranak, saya pisahkan anakannya dan luka bekas potongan saya olesi dengan betadine. media yang saya pakai untuk menanam adalah pakis : sekam bakar : sekam mentah : pupuk kambing = 1 : 1 : 1 : 1. campuran tersebut juga saya aplikasikan pada beberapa koleksi anthurium. Dibanding keluarga araceae yang lain, tanaman aglaonema dan caladiumlah yang punya beraneka warna daun, pantaslah jika aglaonema dijuluki sang ratu daun.







Semoga tulisan ini sedikit bermanfaat bagi para pecinta sri rejeki. (komar)

2 komentar: